INDUSTRIALISASI
NAMA : ALYA PUTRI PUSPASARI
KELAS : 1 EB34
NPM : 20214920
A. INDUSTRIALISASI
1. Konsep dan Tujuan
Industrialisasi
Industrialisasi
merupakan salah satu strategi jangka panjang untuk menjamin pertumbuhan
ekonomi. Hanya beberapa Negara dengan penduduk sedikit & kekayaan alam
meilmpah seperti Kuwait & libya ingin mencapai pendapatan yang tinggi tanpa
industrialisasi.
Faktor pendorong industrialisasi (perbedaan
intesitas dalam proses industrialisasi antar negara) :
- Kemampuan teknologi dan inovasi
- Laju pertumbuhan pendapatan nasional per kapita
- Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri. Negara yang awalnya memiliki industri dasar/primer/hulu seperti baja, semen, kimia, dan industri tengah seperti mesin alat produksi akan mengalami proses industrialisasi lebih cepat
- Besar pangsa pasar DN yang ditentukan oleh tingkat pendapatan dan jumlah penduduk. Indonesia dengan 200 juta orang menyebabkan pertumbuhan kegiatan ekonomi
- Ciri industrialisasi yaitu cara pelaksanaan industrialisasi seperti tahap implementasi, jenis industri unggulan dan insentif yang diberikan.
- Keberadaan SDA. Negara dengan SDA yang besar cenderung lebih lambat dalam industrialisasi
- Kebijakan/strategi pemerintah seperti tax holiday dan bebas bea masuk bagi industri orientasi ekspor.
3.
Permasalahan
Industrialisasi
Kendala bagi pertumbuhan industri di
dalam negeri adalah ketergantungan terhadap bahan baku serta komponen impor.
Mesin-mesin produksi yang sudah tua juga menjadi hambatan bagi peningkatan
produktivitas dan efisiensi.
Permasalahan - permasalahan tersebut
telah menurunkan daya saing industri dalam negeri. Kementerian Perindustrian
telah mengidentifikasinya. Responsnya adalah dibuat Program Peningkatan
Penggunaan Produk Dalam Negeri.
Namun, fakta di lapangan jauh dari
harapan. Regulasi pemerintah pusat tak seiring dengan regulasi pemerintah
daerah. Bahkan, di antara kementerian teknis bukan kebijakan
sendiri-sendiri.Tahun 2010-2014, Kementerian Perindustrian menargetkan
pertumbuhan industri nonmigas 8,95 persen dan kontribusi industri pengolahan
terhadap produk domestik bruto 24,67 persen.
Ditargetkan total investasi 2010-2014
mencapai Rp 735,9 triliun.
Untuk mencapai target itu, Kementerian Perindustrian membuat kerangka pembangunan industri nasional. Kerangka itu yang akan menjadi acuan untuk membangkitkan industri agar siap menghadapi perdagangan bebas dan ASEAN Economic Community.
Untuk mencapai target itu, Kementerian Perindustrian membuat kerangka pembangunan industri nasional. Kerangka itu yang akan menjadi acuan untuk membangkitkan industri agar siap menghadapi perdagangan bebas dan ASEAN Economic Community.
Agar siap menghadapi itu semua,
menurut Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Anton Supit, peningkatan
daya saing menjadi kunci utama. Leadership, mulai dari presiden hingga pejabat
pemerintah lainnya, yang mau mengenakan produk dalam negeri juga tidak boleh
diabaikan.
4. Strategi Pengembangan
Sektor Industri
Startegi pelaksanaan industrialisasi sebagai berikut :
a.
Strategi
substitusi impor (Inward Looking).
Bertujuan mengembangkan industri
berorientasi domestic yang dapat menggantikan produk impor. Negara yang menggunakan
strategi ini adalah Korea & Taiwan.
Pertimbangan menggunakan strategi ini:
§
Sumber daya alam & Faktor produksi cukuo tersedia
§
Potensi permintaan dalam negeri memadai
§
Sebagai pendorong perkembangan industri manufaktur dalam
negeri
§
Kesempatan kerja menjadi luas
§
Pengurangan ketergantungan impor, shg defisit berkurang
b.
Strategi
promosi ekspor (outward Looking)
Beorientasi
ke pasar internasional dalam usaha pengembangan industri dalam
negeri yang memiliki keunggulan bersaing. Rekomendasi agar strategi ini dapat berhasil :
§
Pasar harus menciptakan sinyal harga yang benar yang
merefleksikan kelangkaan barang ybs baik pasar input maupun output
§
Tingkat proteksi impor harus rendah
§
Nilai tukar harus realistis
§
Ada insentif untuk peningkatan ekspor
5.
Data
– data Statistik PDB Tahun-tahun Akhir Berdasarkan Sektor dan Bandingkan Peran
Sektor Industri dengan Sektor Lainnya
Industri dapat diklasifikasikan :
- industri primer/hulu yaitu mengolah output dari sektor pertambangan (bahan mentah) menjadi bahan baku siap pakai untuk kebutuhan proses produksi pada tahap selanjutnya
- Industri sekunder/manufaktur yang mencakup: industri pembuat modal (mesin), barang setengah jadi dan alat produksi, dan industri hilir yang memproduksi produk konsumsi
v
Pertumbuhan
output.
Pertumbuhan output yang tinggi
disebabkan oleh permintaan eksternal yang tinggi. Pertumbuhan PDB 3 sektor
penting di LDCs sebagai berikut:
a)
Sumber Utama Pertumbuhan PDB menurut Tiga Sektor di
Negara Berkembang 1970 -1995 (%)
Sektor
|
Laju Pertumbuhan Rata rata
|
Pangsa dari Kontribusi thd Pertumbuhan PDB
|
||||||
Pertanian
|
2,7
|
3,4
|
2,4
|
2,9
|
10,5
|
16
|
8,2
|
13,9
|
Manufaktur
|
6,8
|
4,6
|
6,9
|
5,9
|
21,3
|
26
|
32,1
|
22,9
|
Jasa
|
6,3
|
3,6
|
4,5
|
4,9
|
50,3
|
49,4
|
46,4
|
47,6
|
PDB
|
5,7
|
3,5
|
4,7
|
4,6
|
100
|
100
|
100
|
100
|
§
Laju pertumbuhan output rata rata pertahun untuk sektor
manufaktur (22,9 %) lebih tinggi dari pertanian (13,9%) periode 1970 – 1995.
§
Kontribusi thd pertumbuhan PDB 1970 – 1980 (21,3 %) &
1990 – 1995 (32,1%)
§
Pertmbuhan output sektor manufaktur karena permintaan
eksternal èekspor tinggi
b) Sumber Utama Pertumbuhan PDB
menurut Tiga Sektor di Negara Asia Timur & Tenggara 1970 -1995 (%)
4.
Sektor
|
Laju Pertumbuhan Rata rata
|
Pangsa dari Kontribusi thd Pertumbuhan PDB
|
||||||
Pertanian
|
1,9
|
3,2
|
3,3
|
2,7
|
23,6
|
22,4
|
22,1
|
26,2
|
Manufaktur
|
4,3
|
6,9
|
4,6
|
5,4
|
15,5
|
17,2
|
15,9
|
15,0
|
Jasa
|
4,3
|
6,2
|
5,1
|
5,2
|
49,4
|
49,4
|
52,7
|
46,1
|
PDB
|
3,3
|
5,3
|
4,5
|
4,3
|
100
|
100
|
100
|
100
|
§
Laju pertumbuhan PDB wilayah ini rata rata pertahun 7,4%
periode 1970 – 1995 lebih tinggi dari pertumbuhan PDB dunia 2,9 % dan laju
pertumbuhan PDB negara berkembang 4,6 %
Tingkat perkembangan industri
manufaktur dapat dilihat dari pendalaman struktur industri itu sendiri.
Struktur industri
:
1. Ragam produk è barang konsumsi, sederhana, barang konsumsi dg kandungan
teknologi yanglebih canggih, barang modal,
2. Intensitas pemakain faktor
produksi è barang dengan padat karya dan barang
dengan padat modal
3. Orinetasi pasar è barang domestik & barang ekspor
v
Pendalaman
Struktur Industri.
Pembangunan ekonomi jangka
panjang dapat merubah pusat kekuatan ekonomi dari pertanian menuju industri dan
menggeser struktur industri yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif. Perubahan
struktur industri disebabkan oleh
a. Penawaran
aggregat è
perkembangan teknolgi, kualitas SDM, inovasi material baru untuk produksi b. Permintaan aggregat è peningkatan pendapatan perkapita yang mengubah volume & pola konsumsi
1) Distribusi
PDB Per Sektor pada Harga Konstan 1983 -1998 (Milyar Rupiah)
Sektor
|
1983
|
Harga Konstan 1993
|
|||||
1993
|
1994
|
1995
|
1996
|
1997
|
1998
|
||
Primer:
1. Pertanian
2. Pertambangan
|
33,872
17,765
16,107
|
90,460
58,963
16,107
|
92,553
59,291
31,497
|
97,387
61,885
33,262
|
101,567
63,828
35,502
|
103,006
64,478
37,739
|
102,341
64,988
38,538
|
Sekunder:
1. Manufaktur
2. Listrik, gas & Air
3. Konstruksi
|
14.807
9,896
314
4,597
|
99,359
73,556
3,290
22,513
|
112,210
82,649
3,703
25,585
|
125,127
91,637
4,292
29,198
|
140,061
102,260
4,877
32,914
|
148,456
107,630
5,480
35,346
|
121,465
94,848
5,582
21,035
|
Tersier:
1. Perdag, Hotel,
Restoran
2. Transportasi &
Komunikasi
3. Bank & Keuangan
4. Penyewaan & Real
Estate
5. Jasa Lainnya
|
28,944
11,419
4,098
2,359
2,356
8,712
|
139,956
55,298
23,249
14,005
9,695
37,709
|
149,880
59,504
25,189
15,945
10,087
39,155
|
161,279
64,231
27,329
18,109
10,643
40,967
|
172,170
69,475
29,701
18,887
11,266
42,841
|
181,785
73,524
31,783
19,956
11,826
44,696
|
152,246
60,253
26,975
13,173
9,476
42,369
|
PDB
|
77,623
|
329,776
|
354,641
|
383,792
|
413,797
|
433,246
|
376,051
|
§ Sejak th 1983 -1990 Sektor
primer turun, sedangkan sector sekunder & tersier meningkat
§
Dekade 1980, Pangsa PDB sector primer lebih tinggi dari
industri manufaktur
§
1990 Pangsa PDB sector manufakturlebih tinggi dari sektor
premier
§
Laju
pertumbuhan sektor primer lebih lambat dari sektor sekunder dan tersier
2) Pertumbuhan
PDB pada Harga Konstan 1995 -1998 (%)
Sektor
|
Harga Konstan 1993
|
|||
1995
|
1996
|
1997
|
1998*)
|
|
1. Pertanian
2. Pertambangan
3. Manufaktur
4. Listrik Gas & Air
5. Konstruksi
6. Perdag, Hotel, Restoran
7. Transportasi & Komunikasi
8. Bank & Keuangan
9. Jasa Lainnya
|
4,38
6,74
10,88
15,91
12,92
7,94
8,5
11,04
3,27
|
3
5,82
11,59
12,78
12,76
8
8,68
9
3,4
|
0,72
1,71
6,42
12,75
6,43
5,8
8,31
6,45
2,84
|
0,22
-4,16
-12,88
3,7
39,74
18,95
12,8
26,74
4,71
|
PDB
|
8,22
|
7,98
|
4,71
|
13,68
|
PDB tanpa Migas
|
9,24
|
8,34
|
5,45
|
14,78
|
*)
Angka Sementara
§ Tahun 1995 Pertumbuhan PDB 4,38
% dan th 1998 menurun sampai menjadi 0,22% sebagai akibat krisis
§ Listrik Gas & Air mampu
bertahan thd krisis
§ Pertanian tetap tumbuh karena
ekspor mengalami pertumbuhan positif sebagai akibat
dari kurs rupah yang jatuh, shg harga produk murah
Berdasarkan analisis tingkat
pendalaman struktur industri:
ü
Orientasi perkembangan industri manuafktur di Indonesia
masih pada barang
konsumsi sederhana seperti makanan, minuman pakaian jadi sampail bambu, rotan
& kayu
ü
Sisi permintaan aggergat, pasar domestik barang konsumsi
berkembang pesat
seiring laju penduduk & peningkatan pendapatan masyarakat per kapita
ü
Sisi penawaran aggregat, Sarana dan prasarana menunjang
untuk produksi barang konsumsi tersebut
dibandingkan barang modal
ü
Aspek teknolgi, kandungan teknologi barang konsumsi lebih
rendah
v
Tingkat
Teknologi produk manufaktur.
Teknologi yang digunakan dalam
industri manufaktur mencakup:
Ø Teknologi sedang mencakup: plastik, karet, produk logam sederhana, penyulingan minyak, produk mineral bukan logam
Ø Teknolgi rendah mencakup: kertas, percetakan, tekstil, pakaian jadi, minuman, rokok, dan mebel
1) Tingkat
Teknologi produksi manufaktur beberapa negara
Negara
|
Tek. Tinggi
|
Tek. Sedang
|
Tek. Rendah
|
|||
1985
|
1997
|
1985
|
1997
|
1985
|
1997
|
|
Taiwan
|
33
|
52
|
34
|
31
|
33
|
17
|
Korsel
|
36
|
53
|
30
|
29
|
34
|
18
|
Malaysia
|
34
|
51
|
30
|
30
|
36
|
19
|
Filipina
|
23
|
38
|
19
|
20
|
58
|
42
|
Indonesia
|
15
|
28
|
47
|
25
|
38
|
47
|
India
|
33
|
40
|
30
|
29
|
37
|
31
|
Polandia
|
30
|
33
|
32
|
30
|
39
|
37
|
Argentina
|
34
|
30
|
19
|
22
|
47
|
48
|
Afrika Selatan
|
25
|
26
|
40
|
39
|
35
|
34
|
2) Pertumbuhan
ekspor Indonesia menurut intensitas FP.
Jumlah jenis produk
|
Jenis produk
|
Nilai ekspor (US$juta)
|
% Pertumbuhan
1995
|
|
1994
|
1995
|
|||
16
|
Padat SDA
|
12.604,8
|
14.617,4
|
16
|
11
|
Padat Karya dengan ketrampilan rendah
|
8.028
|
8.606,5
|
9,7
|
7
|
Padat Karya dengan ketrampilan tinggi
|
2.688,2
|
3.093,9
|
15,1
|
4
|
Padat teknologi tinggi
|
1.032,3
|
1.304,4
|
26,3
|
3) Kinerja
Sektor Manufaktur 1985-1997 (%)
Perub. Struktural
|
Pertumbahan Rata-Rata Per
Tahun (%)
|
||||||
1985
|
1997
|
1999
|
1985-88
|
1989-93
|
1994-99
|
||
% NTM
% Manufaktur dalam Ekspor
|
11
14
|
23
47
|
23
47
|
NTM
EM
E4
|
12
33
36
|
22
27
28
|
12
7
1
|
NTM = Nilai tambah manufaktur,
EM = Ekspor manufaktur, E4 = Ekspor 4 produk unggulan: kayu lapis, tekstil,
pakaian jadi dan alas kaki.
§ Sebelum krisis mengalami
kenaikan
§ Selama krisis mengalami penurunan
4) Struktur
Output Asean1980-1995 (%)
Negara
|
Nilai Tambah dari PDB
|
|||||
Pertanian
|
Industri Manufaktur
|
Jasa
|
||||
1980
|
1995
|
1980
|
1995
|
1980
|
1995
|
|
Indonesia
|
24
|
16
|
13
|
24
|
34
|
41
|
Malaysia
|
22
|
13
|
21
|
3
|
40
|
44
|
Filipina
|
25
|
22
|
26
|
23
|
36
|
46
|
Myanmar
|
47
|
63
|
10
|
7
|
41
|
28
|
Singapura
|
1
|
0
|
29
|
27
|
61
|
64
|
Thailand
|
23
|
11
|
22
|
29
|
48
|
49
|
Vietnam
|
28
|
22
|
42
|
§
Kontribusi pembentukan PDB dari industri manufaktur
relative kecil dibanding malaysia dan thailand
5) Pertumbuhan
Output Asean1980-1995 (%)
Negara
|
Nilai Tambah dari PDB
|
|||||
Pertanian
|
Industri Manufaktur
|
Jasa
|
||||
1980-90
|
1990-93
|
1980-90
|
1990-93
|
1980-90
|
1990-93
|
|
Indonesia
|
3,4
|
2,9
|
12,6
|
11,2
|
7
|
7,4
|
Malaysia
|
3,8
|
2,6
|
8,9
|
13,2
|
4,2
|
8,6
|
Filipina
|
1,0
|
1,6
|
0,2
|
1,8
|
2,8
|
2,7
|
Myanmar
|
0,5
|
5,1
|
-0,2
|
7
|
0,7
|
5,5
|
Singapura
|
-6,2
|
0,5
|
6,6
|
8,3
|
7,2
|
8,4
|
Thailand
|
24,0
|
3,1
|
9,5
|
11,6
|
7,3
|
7,8
|
v
Ekspor
Kinerja ekspor dapat digunakan untuk
mengukur hasil pembangunan industry manufaktur :

Ekspor Manufaktur per
US1,000 dari PDB
|
% pangsa dalam ekspor
total
|
|||||
1985
|
1997
|
%/TAHUN
|
1985
|
1997
|
BEDA
|
|
Thailand
|
69
|
267
|
12
|
38
|
71
|
33
|
Korsel
|
293
|
267
|
-1
|
91
|
91
|
0
|
Malaysia
|
136
|
611
|
13
|
27
|
77
|
50
|
Filipina
|
40
|
135
|
11
|
27
|
45
|
18
|
Indonesia
|
31
|
132
|
15
|
14
|
52
|
28
|
India
|
25
|
66
|
8
|
58
|
74
|
16
|
Polandia
|
102
|
138
|
3
|
63
|
73
|
10
|
Argentina
|
20
|
28
|
3
|
21
|
34
|
13
|
Afrika Selatan
|
Na
|
91
|
15
|
Na
|
58
|
-
|
v
Ketergantungan
Impor
Ketergantungan terhadap impor juga
merupakan indicator keberhasilan pembangunan sector industry.
Saldo
Neraca Perdagangan Manufaktur Indonesia (US$ milyar)
Periode
|
Nilai
ekspor
|
Nilai
impor
|
Saldo
|
1975-1981
|
0,8
|
6,3
|
-5,5
|
1982-1984
|
1,8
|
10,3
|
-8,5
|
1985-1988
|
3,9
|
8,8
|
-4,9
|
1989-1993
|
13,4
|
18,6
|
-5,1
|
1994-1997
|
24,4
|
29,5
|
-5,1
|
1998-1999
|
27,2
|
16,9
|
10,3
|
B. NERACA PEMBAYARAN & TINGKAT KETERGANTUNGAN
PADA MODAL ASING
1.
Neraca
Pembayaran
Neraca pembayaran merupakan suatu
ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan
penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Neraca
pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah dari
individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca pembayaran
terbagi atas neraca transaksi berjalan dan neraca lalu lintas modal dan
finansial, dan item-item finansial.
Transaksi dalam neraca pembayaran dapat dibedakan dalam dua macam transaksi :
Transaksi dalam neraca pembayaran dapat dibedakan dalam dua macam transaksi :
1. Transaksi debit, yaitu transaksi
yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari dalam negeri ke luar
negeri. Transaksi ini disebut transaksi negatif (-), yaitu transaksi yang
menyebabkan berkurangnya posisi cadangan devisa.
2. Transaksi kredit adalah
transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari luar negeri ke
dalam negeri. Transaksi ini disebut juga transaksi positif (+), yaitu transaksi
yang menyebabkan bertambahnya posisi cadangan devisa negara.

Neraca pembayaran adalah catatan
dari semua transaksi ekonomi internasional yang meliputi perdagangan, keuangan
dan moneter antara penduduk dalam negeri dengan penduduk luar negeri selama
periode waktu tertentu, biasanya satu tahun atau dikatakan sebagai laporan arus
pembayaran (keluar dan masuk) untuk suatu negara. Neraca pembayaran secara
esensial merupakan sistem akuntansi yang mengukur kinerja suatu negara.
Pencatatan transaksi dilakukan dengan pembukuan berpasangan (double-entry
bookkeeping system), yaitu; tiap transaksi dicatat satu sebagai kredit dan satu
lagi sebagai debit.
Transaksi yang dicatat sebagai kredit
adalah arus masuk valuta. arus masuk valuta adalah transaksi-transaksi yang
mendatangkan valuta asing, yang merupakan suatu peningkatan daya beli eksternal
atau sumber dana. Sedangkan transaksi yang dicatat sebagai debit adalah arus
keluar valuta.
.
Arus keluar valuta adalah
transaksi-transaksi pengeluaran yang membutuhkan valuta asing, yang merupakan
suatu penurunan daya beli eksternal atau penggunaan dana. Tiap-tiap credit entry
(bertanda positif) harus diseimbangkan (balanced) dengan debit entry (bertanda
negatif) yang sama. Kedua entries tersebut dikombinasikan untuk menghasilkan
laporan sumber-sumber dan penggunaan modal nasional (dari mana kita memperoleh
danadana/ daya beli, dan bagaimana kita mengunakannya). Jadi, total kredit dan
debit dari neraca pembayaran suatu negara akan sama secara agregat; namun, dari
komponen-komponen neraca pembayaran, mungkin terdapat surplus dan defisit.
Contoh
1.1 : Suatu perusahaan RI meminjam Poundsterling Inggris. Jelas, pinjaman ini
merupakan peningkatan hutang penduduk/perusahaan RI pada pihak luar negeri
(Inggris).
Pinjaman ini merupakan suatu credit entry pada neraca pembayaran. Debit entry yang sama akan diklasifikasikan sebagai suatu peningkatan dalam kepemilikan aset financial luar negeri, yaitu rekening bank debitor RI (yang didenominasi) dalam sterling merupakan suatu aset. Memiliki aset dalam valuta asing sama seperti memberikan pinjaman jangka pendek kepada negara lain.
Pinjaman ini merupakan suatu credit entry pada neraca pembayaran. Debit entry yang sama akan diklasifikasikan sebagai suatu peningkatan dalam kepemilikan aset financial luar negeri, yaitu rekening bank debitor RI (yang didenominasi) dalam sterling merupakan suatu aset. Memiliki aset dalam valuta asing sama seperti memberikan pinjaman jangka pendek kepada negara lain.

Neraca pembayaran dapat dipecah
ke dalam beberapa kategori yaitu; transaksi berjalan (current account), neraca
modal (capital account), dan cadangan devisa negara (official reserves account)
1. Transaksi berjalan (current account).
Merupakan bagian dari neraca
pembayaran yang berisi arus pembayaran jangka pendek (mencatat transaksi
ekspor-impor barang dan jasa), yang meliputi :
a. ekspor dan impor barang-barang dan jasa ekspor barang-barang dan jasa yang diperlakukan sebagai kredit impor barang-barang dan jasa diperlakukan kembali sebagai debit
b.
net investment income tingkat bunga dan dividen diperlakukan sebagai jasa
karena merepresentasikan pembayaran untuk penggunaan modal.
c.
net transfer (transfer unilateral) meliputi bantuan luar negeri,
pemberian-pemberian dan pembayaran lain antar pemerintah dan antar pihak
swasta. Net transfer bukan merupakan perdagangan barang dan jasa. Atau dengan
kata lain transaknsi berjalan merangkum aliran dana antara satu Negara tertentu
dengan seluruh negara lain sebagai akibat dari pembelian barang-barang atau
jasa, provisi income atas aset finansial, atau transfer unilateral (misalnya
bantuan bantuan antar pemerintah dan antar pihak swasta).
Transaksi berjalan merupakan ukuran
posisi perdagangan intenasional yang luas. Defisit transaksi berjalan
menjelaskan arus dana yang keluar suatu negara lebih besar dari dana-dana yang
diterimanya. Komponen transaksi berjalan meliputi neraca perdagangan dan neraca
barang dan jasa.
Transaksi berjalan umumnya digunakan
untuk menilai neraca perdagangan. Neraca Perdagangan secara sederhana merupakan
selisih/perbedaan antara ekspor dan impor. Jika impor lebih tinggi dari ekspor,
maka yang terjadi adalah defisit neraca perdagangan. Sebaliknya, jika ekspor
lebih tinggi dari impor, yang terjadi adalah surplus. Sedangkan Neraca Jasa
adalah neraca perdagangan ditambah jumlah pembayaran bunga kepada para investor
luar negeri dan penerimaan dividen dari investasi di luar negeri, serta
penerimaan dan pengeluaran yang berhubungan dengan pariwisata dan
transaksitransaksi ekonomi lainnya.
2.
Neraca
Modal (Capital Account)
Merupakan bagian dari neraca pembayaran
yang mencerminkan perubahan-perubahan dalam kepemilikan aset jangka pendek dan
jangka panjang (seperti saham, obligasi dan real estate) suatu negara, Yang
meliputi :
a. Arus modal masuk tercatat sebagai kredit karena suatu Negara menjual aset berharga kepada pihak asing untuk memperoleh uang tunai.
b. Arus modal keluar tercatat sebagai debit karena suatu Negara membeli asset berharga dari pihak asing (luar negeri).
c. Transaksi-transaksi neraca modal diklasifikasi sebagai investasi portfolio, langsung atau jangka pendek. Untuk dapat membeli aset luar negeri diperlukan valuta asing, dengan demikian arus modal neto menggambarkan demand terhadap valuta asing. Nilai valuta asing ditentukan oleh demand valas untuk membeli barang-barang dan jasa dan demand terhadap valas untuk membeli aset. Neraca Modal adalah ukuran investasi jangka pendek dan jangka panjang suatu negara, termasuk investasi langsung luar negeri dan investasi dalam sekuritas.
3.
Cadangan
Devisa Negara (Official Reserves Account)
Mengukur perubahan-perubahan dalam
cadangan internasional yang dimiliki oleh otoritas keuangan suatu negara. Hal
ini mencerminkan surplus atau defisit transaksi-transaksi ekonomi neraca
berjalan dan meraca modal suatu negara yang dihasilkan dengan cara mencari
nilai selisih (netting) dari cadangan aset dan cadangan hutang. Cadangan devisa
terdiri dari :
a) Cadangan internasional yang terdiri dari emas dan aset luar negeri yang dapat diperdagangkan.
b) Peningkatan dalam tiap aset tercatat sebagai debit
c) Penurunan cadangan aset tercatat sebagai kredit

Neraca pembayaran dapat disusun dengan
mengkombinasi pos-pos neraca pembayaran sebagai berikut :
1. Basic balance focus pada transaksi-transaksi yang dianggap penting bagi kesehatan ekonomis valuta. Basic balance menyeimbangkan neraca berjalan dan arus modal jangka panjang, namun tidak mengikutsertakan arus modal jangka pendek, seperti deposito deposito bank yang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor temporer; kebijakan moneter jangka pendek, perubahan-perubahan dalam suku bunga dan antisipasi-antisipasi fluktuasi valuta. Basic balance menekankan trend jangka waktu yang lebih panjang pada neraca pembayaran.
2. Net liquidity balance (neraca likuiditas neto) atau neraca keseluruhan meliputi basic balance ditambah arus modal jangka pendek tidak likuid pihak swasta dan error and omission. Neraca Keseluruhan mengukur perubahan pinjaman pihak swasta domestik atau pinjaman pihak swasta domestik ke luar negeri yang dibutuhkan untuk mempertahankan pembayaran dalam posisi equilibrium tanpa menyesuaikan cadangan devisa. Arus modal swasta jangka pendek tidak likuid dan error and omission tercatat dalam neraca, sementara aset dan hutang likuid tidak dicatat (dikeluarkan).
3. Neraca transaksi cadangan devisa menunjukkan penyesuaian cadangan devisa yang akan dibuat untuk mencapai equilibrium neraca. Karena neraca pembayaran harus diseimbangkan, tiap perbedaan yang tidak dapat ditelusuri atas transaksi-transaksi tertentu dicatat dalam statistical discrepancy (selisih yang belum dapat diperhitungkan).
2. MODAL ASING

Modal
yang dimiliki oleh negara asing, perseorangan warga negara asing, badan usaha
asing, badan hukum asing, dan atau badan hukum Indonesia yang sebagian atau
seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing.
1.
Manfaat bagi negara pemberi dan penerima
Seperti
halnya perdagangan internasioonal, mobilisasi ke antar negara mempunyai manfaat
bagi pengekspor maupun pengimpor tersebut.
Manfaat
yang dimaksud diatas dapat di jelaskan secara teoritis sebagai berikut, ada dua
negara yakni mempunyai modal yang sangat berrlimpah (Negara A) dan negara
miskin (Negara B) . ada dua buah kurva dengan tingkat pengembaliannya yang
bberbeda atau tingkat keuntungan atas 1 dolar tambahan dinegara A dan B. Kurva
tersebut berlereng menurun yang mencerminkan efisiensi marginal I. Apabila
tidak ada arus K antarnegara, keuntungan di A dan Bmasing-mamsing adalah
sebesar rA dan rB. Dari gambar tersebut jelas terlihat bahwa terdapat
keuntungan global dalam keuntungan I sampai pada akhirnya realokasi dana I tersebut
menyamakan keuntungan di kedua negara.
2. Pembiayaan
defisit tabungan-investasi (S-I Gap)
Bagi
negara kita, K asing sangat diperlukan bukan hanya untuk membiayai defisit TB
(M) atau menutupi kekurangan CD, tetapi untuk membiayai I di dalam negeri
(pembentukan modal bruto domestik). Defisit TB paling tidak harus
dikompensasikan dalam jumlah yang sama oleh surplus CA agar CD tidak berkurang.
Berarti semakin besar defisit TB, semakin besar arus K masuk yang diperlukan
untuk menjaga agar CD tidak berkurang. Yang menjadi pertanyaan sekarang ini
adalah mengapa indonesia selama ini tergantung pada K asing untuk membiayai I
di dalam negeri? Dan jawabannya adalah karena dana yang bersumb dari S lebih
kecil daripada kebutuhan dana untuk I (S-I Gap)
3. Perkembangan
arus modal masuk
Data
yang dipublikasikan oleh lembaga-lembaga dunia seperti ban dunia, UNIDO dan
UNCTAD menunjukan perkembangan arus I internasional dari DCs ke LDCs sangat
pesat terutama sejak akhir tahun 1980-an. Perkembangan ini ditandai dengan
peningkatan partisipasi dari investor dan lembabga keuangan dari DDCs dipasar
uang/K di lDCs.
16.
Berdasarkan
data IMF, dari tahun 1994 hingga krisis ekonomi tahun 1998 arus K swasta neto
(K masuk dikurangi K keluar) total meningkat dari sekitar 160,5 ke 122 miliar
dollar AS. Seebagian besar dari arus K swasta tersebut masuk ke lDCs,
namunjumlahnya mengalami penurunan dari 136,6 miliar dolar AS tahun 1994
menjadi 99,5 miiliar dolar AS tahun 1998. penurunan ini terutama disebabkan
oleh penurunan IP neto yang cukup besar selama periode tersebut dari 85,0 ke
19,4 miliar dolar AS.
Ukuran
komposisi, dan distribusi dari K eksternal yang mengalir ke lDCs semuanya
menglami pergeseran-pergesran yang fundamental dalam tiga dekade belakangan ini,
secara absolut arus K masuk resmi terus mengalami peningkatan sekama 1970aan
hingga 1990aan. Namun secara relatif laju pertumbuhan arus K masuk yang berasal
dari sektor swasta, terutama dalam bantuk kredit dari bank-bank di negara
industri maju (OECD) lebih pesat. Perbedaan dalam laju pertumbuhan tetrsebut
dapat dilihat dari lebih tingginya rasio dari K asing swasta dibandingkan K
asing pemerintah terhadap PDB atau PNB. Jika dibandingkan dengan negara-negara
ASEAN yang lain, arus K asing neto (swasta dan pemerintah) ke indonesia paling
besar, tetapi sejak 1998 yaang keluar lebih besar daripada masuk.
Berbeda dengn negara seperti cina, korea selatansebagaian besar arus K asing yang masuk ke indonesia adalah K resmi walaupun porsinya bervariasi antar tahun. Tentu saja ahal ini menunjukan peran K asing resmi lebih dominan dibandingkan K swasta sebagai sumber eksternla bagi pembiayaan S-I gap indonesia.
Berbeda dengn negara seperti cina, korea selatansebagaian besar arus K asing yang masuk ke indonesia adalah K resmi walaupun porsinya bervariasi antar tahun. Tentu saja ahal ini menunjukan peran K asing resmi lebih dominan dibandingkan K swasta sebagai sumber eksternla bagi pembiayaan S-I gap indonesia.
4. Arus
Modal Resmi
Arus K
resmi baik dalam bentuk pinjamana maupun bantuan pembengunan (ODA) dari
negara-negara donor secara individu atau lewat konsorsium sperti IGGI/CGI atau
dari lembaga keuangan dunia seperti IMF dan bak dunia. Tahun 1997 jumlah K
asing resmi yang diterima indonesia tercatat sebesar 1.1 miliar dolar AS, dan
tahun 1998 dan 1999 jumlahnya meningkat hingga 3,3 dan 4,2 miliar dolar AS.
Memang pada saat krisi, iindonesia sangat membutuhkan bantuan luar negeri,
terutama karena K asing swasta menurun sangat drastis. Pada saat I asing swasta
mulai lagi ke indonesia, bantuan luar negeri terutama dalam bentuk bantuan
pembangunan dan pinjaman dari IMF menunjukan tren yang menurun. Bagian yang
terpenting dari arus K reesmi yang diterima olehh pemerintah indonesia setipa
tahun adalah bantuan pembangunan dalam bentuk pinjaman dengan bunga sangat
murah dan persyaratan sangat lunak, maupun dalam bentuk hibah. Ketergantunag
pemerintah terhadap bantuan pembangunan dari sumber eksternal berkorelasi
negatif terhadap defisit keuangan pemerintah yang dapat dijelaskan dalam suatu
persaman yang sederhana sebagai berikut.

BPN = G - Ty
17.

Suatu korelasi antara APBN dan saldo TB yang dapat dijelaskan dengan beberapa persamaan berikut :
Dimana Y = Pendapatan atau PDB
Berdasarakan
uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa defisit TB mempunyai suatu korelasi yang
kuat dengan arus K asing resmi atau BPN. Hal ini dibuktikan oleh pengalaman
indonesia selama pemetintahan SOEHARTO hingga sekarang. Data dari menteri
keuangan RI untuk periode 1971-2001 menunjukana bahwa bagian dari bantuan
tersebut lebih banyak diguunakan untuk pendanaan proyek-proyek. Baik dalam
persentase dari PBD maupun dari pengeluaran pembangunan dalam APBN, rasio dari
BP yang digunakan untuk membiayai proyek0proyek jauh lebih besar dibandingkan
bagian untuk pembiayaan proogram-program.
3. UTANG LUAR NEGERI
A.
faktor-faktor
penyebab

Tingginya ULN dari banyak LCDs disebabkan oleh faktor-faktor berikut. Defisit TB, kebutuhan untuk membiayai S-I gap yang negatif, tingkat inflasi yang tinggi, dan ketidak efisiensinya struktrual didalam perekonomian mereka.
Sejak pemerintahan orde baru hingga saat ini, tingkat ketergantungan indonesia pada pinjaman luar negeri (ULN) tidak pernah menyurut, bahkan mengalami suatu akselerasi yang pesat sejak krisis ekonomi, kerena indonesia membuat ULN yang baru dalam jumlah yang besar dari IMF untuk membiayai proses pemulihan ekonomi. Ketiga defisit tersebut yang berkaitan satu sama lainnya (Dornbusch,1980) dapat disederhanakan dalam bentuk beberapa persamaan berikut :
Di mana F = transfer internasional atau arus modal masuk neto
![]() |
Dimana S (tabungan nasional) = Sp (tabungan individu/rumah tangga dan perusahaan) + Sg (tabungan pemerintah = Ty-G)
Bagusnya
jika sebuah negara ttelah mencapai suatu tungkat pembangunan tertentu atau pada
fase terakhir dari proses pe,bangunan, ketergantungan neegara tersebut terhadap
pinjaman luar negeri akan lebih rendah dibandingkan dengan pperiode pada saat
negara itu baru mulai membangun.
B.
Perkembangan ULN indonesia
Dalam
kasus indonesia, tren perkembangan ULN nya cenderung menunjukan suatu korelasi
positif antara peningkatan PDB dengan peningkatan jumlah ULN, yang sering
disebut growth with indebtedess, indonesia termasuk negara pengutang besar yang
selam periode 1990-1998 pertumbuhan ULN nya rata-rata pertahun di atas 10 % dan
pada tahun 1998 mencapai 151 miliar dolar AS. ULN indonesia terdiri dari sektor
publik (pemerintah9 dan BUMN) dan swasta yang digaransi maupun tidak oleh
pemerintah.
Data
sementara dari BI menunjukan bahwa higga kuartal I 2003 jumlah ULN indonesia
menccapai 130,1 miliar dolar AS. Angka ini lebih sedikit rendah dibandingkan
jumlah ULN pada kuartal IV dan kuartal I. Sejak krisis ekonomi pinjaman dari IMF
menjadai komponen penting dari ULN pemerintah yang dapat dikatakan sebagi
penyelamat indonesia hingga tidak sampai mengalami status ‘kebangkrutan’ secara
finansial.
DAFTAR
PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar